Saturday 8 June 2013
0 comments

Rob Makin Parah, Dewan Turba

03:07
TIRTO – Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dari Komisi A, B, C dan D, Selasa (4/6), akhirnya turun ke bawah (turba) untuk memantau langsung kondisi belasan desa yang terendam rob. Hasil pantauan tersebut, rencananya akan dikaji dan dianggarkan pada APBD Perubahan 2013.
Pantauan Radar, empat komisi dibagi di dua lokasi berbeda. Untuk Komisi A meninjau ke Desa Mulyorejo, Tirto. Sementara Komisi B, C, D, memantau di beberapa desa di Kecamatan Wonokerto. Saat kunjungan, para wakil rakyat tersebut didampingi langsung oleh Camat masing-masing daerah.
Di Desa Mulyorejo, Tirto, Komisi A langsung didampingi oleh Kepala Desanya, W Barok. Pada kesempatan itu, kades menunjukkan jalan utama desa yang tenggelam oleh banjir rob. Kepada Radar, Kades yang akrab disapa Barok tersebut mengungkapkan bahwa banjir rob yang semakin parah ini sangat membutuhkan penanganan serius. Salah peninggian jalan.
Diungkapkan, saat ini masyarakat berharap kepada Pemkab Pekalongan untuk secepatnya melakukan peninggian jalan sepanjang sekitar 600 meter yang merupakan jalan utama. Pasalnya, jalan tersebut merupakan akses jalan utama yang dapat menghubungkan ke beberapa desa tetangga.
“Harapan kami peninggian jalan menjadi prioritas utama, entah itu dari anggaran perubahan maupun lainnya, karena masyarakat kami sudah empat tahun mengalami kondisi seperti ini,” tegasnya.
Sementara Ketua Komisi A, Riswadi, yang datang bersama Kadir, Dwijo, Sudirman, Sutikno dan M Ayin, mengakui permasalahan rob perlu ditangani secara serius. Tentunya membutuhkan kajian teknis.
Pada kesempatan itu, ia menyatakan akan mendukung penuh aspirasi masyarakat. Makanya, aspirasi masyarakat tersebut akan dibawa dalam pembahasan sidang. Diharapkan, dalam perubahan bisa memprioritaskan dengan menggelontoran anggaran untuk pembangunan sarana fisik guna menekan permasalahan rob di wilayah pesisir tersebut.
“Walau bagaimanapun, kondisi ini harus kita usulkan ke pusat, bagaimana caranya, walaupun kondisi rob dikategorikan BNPD bencana, namun hal ini perlu kita perjuangkan. Makanya kami perlu pak camat data yang mungkin nantinya pelu pemaparan secara valid,” ungkapnya.
Senada diungkapkan Kadir. Mantan ketua Komisi C ini menjelaskan, dari 14 desa di tiga kecamatan yang terendam banjir, beragam titik permasalahan, dari mulai kondisi kerusakan pintu air, jebolnya tanggul, hingga kiriman air rob dari wilayah kota.
Diungkapkan, wacana penyodetan sungai Pencongan pernah bergulir. Namun hingga saat ini belum direalisasikan. Hal itu terkendala kondisi pemukiman yang jauh lebih rendah jika dibandingan dengan bibir sungai tersebut.Sementara itu, Ketua Komisi C, H Khozin, yang memimpin pantauan bersama Komisi B dan Komisi D mengakui banjir rob merupakan permasalahan yang komplek, sehingga dibutuhkan penanganan semua pihak.
“Kami merekomendasikan agar SKPD terkait untuk dapat bekerja secara maksimal dalam penanganannya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan penanganan jangka pendek rob di wilayah Wonokerto dan sekitarnya dibutuhkan beberapa terobosan dalam pengerjaanya, seperti normaslisi sungai Wonokerto, mengingat pembuatan tanggul menelan biaya yang tidak sedikit.
“Penanganan ini perlu studi banding, kabarnya di Demak yang sukses mennagani kondisi rob,” ungkapnya. 















source:radar pekalongan

0 comments:

Post a Comment

Batik

More on this category »

Art

More on this category »
 
Toggle Footer
Top