TIRTO – Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dari
Komisi A, B, C dan D, Selasa (4/6), akhirnya turun ke bawah (turba)
untuk memantau langsung kondisi belasan desa yang terendam rob. Hasil
pantauan tersebut, rencananya akan dikaji dan dianggarkan pada APBD
Perubahan 2013.
Pantauan Radar, empat komisi dibagi di dua lokasi berbeda. Untuk
Komisi A meninjau ke Desa Mulyorejo, Tirto. Sementara Komisi B, C, D,
memantau di beberapa desa di Kecamatan Wonokerto. Saat kunjungan, para
wakil rakyat tersebut didampingi langsung oleh Camat masing-masing
daerah.
Di Desa Mulyorejo, Tirto, Komisi A langsung didampingi oleh Kepala
Desanya, W Barok. Pada kesempatan itu, kades menunjukkan jalan utama
desa yang tenggelam oleh banjir rob. Kepada Radar, Kades yang akrab
disapa Barok tersebut mengungkapkan bahwa banjir rob yang semakin parah
ini sangat membutuhkan penanganan serius. Salah peninggian jalan.
Diungkapkan, saat ini masyarakat berharap kepada Pemkab Pekalongan
untuk secepatnya melakukan peninggian jalan sepanjang sekitar 600 meter
yang merupakan jalan utama. Pasalnya, jalan tersebut merupakan akses
jalan utama yang dapat menghubungkan ke beberapa desa tetangga.
“Harapan kami peninggian jalan menjadi prioritas utama, entah itu
dari anggaran perubahan maupun lainnya, karena masyarakat kami sudah
empat tahun mengalami kondisi seperti ini,” tegasnya.
Sementara Ketua Komisi A, Riswadi, yang datang bersama Kadir, Dwijo,
Sudirman, Sutikno dan M Ayin, mengakui permasalahan rob perlu ditangani
secara serius. Tentunya membutuhkan kajian teknis.
Pada kesempatan itu, ia menyatakan akan mendukung penuh aspirasi
masyarakat. Makanya, aspirasi masyarakat tersebut akan dibawa dalam
pembahasan sidang. Diharapkan, dalam perubahan bisa memprioritaskan
dengan menggelontoran anggaran untuk pembangunan sarana fisik guna
menekan permasalahan rob di wilayah pesisir tersebut.
“Walau bagaimanapun, kondisi ini harus kita usulkan ke pusat,
bagaimana caranya, walaupun kondisi rob dikategorikan BNPD bencana,
namun hal ini perlu kita perjuangkan. Makanya kami perlu pak camat data
yang mungkin nantinya pelu pemaparan secara valid,” ungkapnya.
Senada diungkapkan Kadir. Mantan ketua Komisi C ini menjelaskan, dari
14 desa di tiga kecamatan yang terendam banjir, beragam titik
permasalahan, dari mulai kondisi kerusakan pintu air, jebolnya tanggul,
hingga kiriman air rob dari wilayah kota.
Diungkapkan, wacana penyodetan sungai Pencongan pernah bergulir.
Namun hingga saat ini belum direalisasikan. Hal itu terkendala kondisi
pemukiman yang jauh lebih rendah jika dibandingan dengan bibir sungai
tersebut.Sementara itu, Ketua Komisi C, H Khozin, yang memimpin pantauan
bersama Komisi B dan Komisi D mengakui banjir rob merupakan
permasalahan yang komplek, sehingga dibutuhkan penanganan semua pihak.
“Kami merekomendasikan agar SKPD terkait untuk dapat bekerja secara
maksimal dalam penanganannya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan penanganan jangka pendek rob di wilayah Wonokerto dan
sekitarnya dibutuhkan beberapa terobosan dalam pengerjaanya, seperti
normaslisi sungai Wonokerto, mengingat pembuatan tanggul menelan biaya
yang tidak sedikit.
“Penanganan ini perlu studi banding, kabarnya di Demak yang sukses
mennagani kondisi rob,” ungkapnya.
source:radar pekalongan
Saturday, 8 June 2013
Share This To :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment