Friday 8 November 2019
0 comments

PESONA GADIS-GADIS DUSUN CETHO DAN CANDI CETHO | JAWA HINDU

20:15




Pada hari, Jumat malam tanggal 18 Oktober 2019 sekitar pukul 22:00 WIB kami memulai perjalanan menuju Candi Cetho Kabupaten Karanganyar. Tiga unit mobil Xenia yang masing-masing berisi 7 penumpang. Total yang kami bawa 21 orang yang berencana akan mendaki Gunung Lawu lewat basechamp di Candi Cetho.
Sekitar pukul 05:00 WIB hari Sabtu, 19 Oktober 2018 Kami tiba di baschamp Candi Cetho. Seluruh penumpang kami adalah siswa-siswi SMK di Pekalongan Komunitas Pecinta Alam.
Perjalanan melalui Kebun Teh Kemuning lebih extrim dibanding perjalanan ke Dieng via Kembang langit, Kabupaten Batang (bagi mereka yang pernah). Sudut tanjakan lebih tingg, lurus dan panjang. Pastikan kondisi mobil dalam kedaan normal semua.
Pada kesempatan ini saya sendiri menjelajah (exploring) Candi Cetho yang menurut saya nampak misterius. Saya baru pertama kali mengunjungi Candi Cetho, padahal saya sudah mengetahuinya sejak saya duduk di bangku SMA tahun 1993-1995 karena membaca buku tentang Kerjaan Majapahit dan Agama Hindu.
Saya kagum dengan megahnya Candi Cetho dan suasana asri di sekitarnya ditambah masih adanya orang-orang Jawa yang masih banyak memeluk Agama Hindu di sekitar candi. Saya sempat berkenalan dengan warga setempat. Untuk diketahui Agama Hindu mulai ditinggalkan orang Jawa semenjak runtuhnya Kerajaaan Majapahit di sekitar abad 14 beralih menganut Agama Islam dengan munculnya Kerajaan Demak. Semenjak itu orang Jawa yang tetap mempertahankan memeluk Agama Hindu menyingkir ke area-area pegunungan dan menyebrang ke Pulau Bali.
Gadis-gadis Hindu Dusun Cetho mempersentasikan wajah Jawa tempo Kerajaaan Majapahit. Mengenakan busana kebaya dan jarik yang membalut tubuh mereka, nampak tetap santun dan dengan rambut yang hitam, lurus dan terurai. Saya sendiri senang melihat gadis-gadis dengan penampilan seperti ini karena sekarang masyarakat suku Jawa sudah sangat jarang mengenakannya.
Candi-candi di Dieng juga peninggalan penganut Agama Hindu namun saya sudah tidak menjumpai warga disekitar candi yang masih menganut Agama Hindu.
Destinasi wisata Candi Cetho paling rame dikunjungi di hari Sabtu dan Minggu. Tiket masuk untuk wisatawan lokal Rp 5000,- dan wisatawan mancanegara Rp 25.000.-
Kami menginap semalam di basechamp Candi Cetho pada saat itu dilanda angin ribut hingga hari Minggu pagi. Sekitar pukul 20:00 WIB Minggu, 20 Oktober 2019 Kami semua meninggalkan Candi Cetho.
OK, sekian tulisan pengalaman saya ketika mengunjungi Candi Cetho.



































VIDEO LINK:





#annaekatrans #candicetho #karanganyar #hindu




0 comments:

Post a Comment

Batik

More on this category »

Art

More on this category »
 
Toggle Footer
Top